
Budapest, 27 Oktober 2024, Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Hongaria telah menyelenggarakan kajian bertajuk “Konsep Pendidikan dalam Perspektif Islam: Uswah Mendidik dalam Sirah Nabawiyah” pada tanggal 26 Oktober 2024 yang dilaksanakan secara daring. Kajian ini diinisiasi oleh Pimpinan Istimewa Pemuda Muhammadiyah di Eropa dan Mediterania (PIPM) yang bekerjasama dengan dua PCIM, yaitu PCIM Hungaria dan PCIM Kerajaan Maroko.


Acara yang berlangsung melalui aplikasi zoom ini menghadirkan pembicara Ahmad Najieb Advany, mahasiswa Dar E-Hadits El-Hassania Maroko dan dimoderatori oleh Ahmad Harakan, mahasiswa Corvinus University of Budapest dari PCIM Hungaria. Kegiatan ini dihadiri oleh 63 peserta dan berjalan dengan lancar.
Ahmad Najieb menjelaskan bahwa sebagai seorang muslim sudah sepatutnya kita menjadikan jalan hidup Nabi Muhammad sebagai teladan yang patut ditiru, hanya dalam kurun waktu 23 tahun Rasulullah mendakwahkan risalah, yang risalahnya tidak ada perubahan dan bertahan belasan abad, tanpa ada perubahan pada pokok ajarannya, Beliau menuturkan bahwa dalam diri Nabi Muhammad terdapat akhlak yang begitu mulia dan relevan untuk diaplikasikan ke masa kini, sehingga sangat penting bagi kita untuk mempelajari siroh nabawiyah yang tertulis, yaitu perjalanan hidup manusia mulia pembawa risalah tersebut.


Dari pemaparan beliau yang mengutip perkataan ulama Al Izz bin Abdussalam dalam kitab Qowa’idul ahkam hal. 125 bahwa ketahuilah, tidak ada adab sebaik adab Rasulullah dan tidak ada akhlak semulia akhlak Rasulullah, maka barang siapa yang diberi taufiq oleh Allah untuk mengikuti akhlak Rasulullah dan mengikutinya sehingga sebisa mungkin menjadi akhlaknya, maka berbahagialah orang yang mengikuti jejaknya, menyunat siroh, menapaki jalannya, dan hatinya penuh kecintaan kepadanya. Selain itu, beliau juga mengutip perkataan ulama Ibnu Qoyyim al Jauziyyah dan juga Syaikh Dr. Yusuf al Qordhowi seorang ulama muslim yang berasal dari Mesir.
Ust Najieb mengungkapkan bahwa peran Darul arqam pada masa Rasulullah sangatlah penting, dimana sebagai tempat Rasulullah mendidik para sahabatnya, dimana rumah tersebut menjadi saksi Rasulullah menyampaikan ajarannya. Dari rumah ini menjadi tempat kaderisasi dari berbagai kalangan, mulai dari bangsawan, pedagang, hingga budak, dimana ajaran tersebut langsung terlihat hingga 2-3 ke depannya. Ust. Ahmad Najieb juga memberikan pandangan mengenai nilai-nilai apa saja yang dapat diambil dan bagaimana Gerakan Muhammadiyah meladani dari kisah Darul Arqam; pertama yaitu kepedulian untuk mengumpulkan sahabat dalam satu tempat untuk mengambil pelajaran dan hikmah, pentingnya shalat berjamaah di masjid, dan juga pentingnya memiliki teman/sahabat yang baik yang dapat mengajarkan dan menasehati.
Ditengah-tengah pemaparannya juga menyooroti bagaimana cara kita untuk membangun semangat keteladanan sebagaimana ajaran Rasulullah, seperti melakukan tindakan nyata, memberikan reward yang memotivasi melalui kekuatan verbal dan non-verbal, memberikan banyak contoh nyata, banyak muhassabah, memperbaiki dan selalu meningkatkan semangat perbaikan, dan memberikan hukuman yang memotivasi/ konstruktif.
Kegiatan ini diakhiri dengan diskusi singkat dengan beberapa pertanyaan, salah satunya mengenai tantangan dan keterbatasan pada masa awal Nabi Muhammad menyampaikan ajarannya, meskipun penuh dengan tantangan kritik dan keterbatasan literasi, dari permasalahan tersebut Nabi dapat menjawabnya dengan segala strategi dan solusinya, sebelum mengakhiri diskusi pun Ust Najieb merefleksikan tantangan pendidikan saat ini secara singkat.
Al Fauzi Rahmat
Majelis Pustaka dan Informasi